Sesungguhnya, siapa yang ingin (memanen) buah yang matang (manis) maka hendaknya ia mencari tanah yang baik (subur).
Diantara hikmah terbesar dari pernikahan adalah, diperolehnya anak-anak yang sholih yang beribadah kepada Alloh dan mereka menjadi perbendaharaan bagi kedua orang tua mereka.
Alloh ﷻ menjelaskan diantara karakter istri yang sholihah, Alloh ﷻ berfirman :
فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ
*“Wanita yang sholihah ialah yang taat kepada Alloh lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)” (An-Nisa’ : 34)*
*Al-Qanitat adalah wanita-wanita yang menaati suami mereka dan menjaga harta suaminya dan diri mereka di saat suaminya tidak ada.*
Dan juga Nabi ﷺ menjelaskan timbangan bagi manusia di dalam menikah, beliau ﷺbersabda :
Rosululloh ﷺ bersabda:
*“Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung.”*
(HR. Bukhori, Muslim, Abu Daud)
*Termasuk haknya anak yang harus ditunaikan bapaknya, yaitu hendaknya (bapak) memilih ibu (yang baik) bagi sang anak.*
Dikisahkan ada seorang pria datang kepada ‘Umar bin al-Khaththab Rodhiyallohu ‘anhu mengeluhkan anaknya yang berbuat durhaka. Lalu si anak itupun dihadirkan dan Umar memperingatkan dirinya dari perbuatan durhaka.
Lalu si anak tersebut berkata :
“Bukankah anak itu memiliki hak yang harus dipenuhi oleh bapaknya?” ‘Umar menjawab : “Iya”
Si anak lalu bertanya : “apa itu?”
Umar menjawab :
“Hendaknya si bapak menyeleksi ibu (bagi anaknya), memberi nama yang baik dan mengajarkan al-Qur’an kepadanya.”
Lalu si anak tersebut mengatakan:“Sesungguhnya bapakku tidak satupun melakukan hal tersebut. Adapun ibuku, adalah wanita berkulit hitam yang dahulunya (budak) seorang Majusi. Aku pun diberi nama Ju’al dan dia (bapakku) tidak pernah mengajariku al-Qur’an, walaupun hanya sehuruf saja.”
‘Umar pun lalu menoleh kepada pria yang mengeluh tadi, lalu berkata :
“Apakah kau datang kepadaku mengeluhkan kedurhakaan anakmu, sedangkan kau sendiri telah berbuat durhaka sebelum kau didurhakai.”
Abul Aswad ad-Dauli pernah berkata kepada putera-putera beliau :
“Saya telah berbuat baik kepada kalian dari semenjak kalian kecil hingga dewasa dan dari semenjak kalian belum lahir.”
Putra-putra beliaupun bertanya,
“bagaimana cara anda berbuat baik kepada kami dari semenjak kami belum lahir?”
Abul Aswad pun menjawab :
“Aku telah menyeleksi bagi kalian ibu-ibu yang tidak akan kalian cela.”
Ar-Royasyi menyenandungkan arti ucapan di atas dalam sebuah bait syair :
Kebaikan pertamaku kepada kalian, adalah seleksiku,
Dengan melihat unsur keturunan yang jelas-jelas menjaga kehormatannya.
*Seorang isteri juga harus mencari suami yang sholih. Sebagaimana seorang suami diharuskan mencari isteri yang sholihah, maka demikian pula wanita hendaknya memilih suami yang sholih. *
Rasululloh ﷺbersabda :
إذا جاءكم من ترضون دينه وخلقه فزوجوه إلا تفعلوه تكن فتنة في الأرض
وفساد كبير
*“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama
dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di
muka bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. Tirmidzi)*
*Karena itulah, pondasi utama di dalam memilih pasangan antara suami-isteri adalah dilihat dari AGAMA dan AKHLAQ-nya. Asas inilah yang akan merealisasikan pendidikan yang benar kepada anak-anak.*
0 Komentar