https://1.bp.blogspot.com/-p9TGyRJMvEY/XAN9eAD8N2I/AAAAAAAAAHE/2nYSpVmEIgMGXZHoB47cJ9hXuaf2dCa1wCPcBGAYYCw/s728/BANNER%2BDONASI.jpg

MACAM-MACAM TAWAKAL



💝 *MACAM-MACAM TAWAKAL*

Telah kita ketahui bahwa tawakal adalah salah satu bentuk ibadah kepada Alloh Ta'ala.
Tawakal kepada Alloh adalah tanda iman.
*Merealisasikan tawakal adalah sebab masuk surga* . Inilah kriteria 70.000 dari umat Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wa sallam yang akan masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab. 

Nabi Muhammad  ﷺ bersabda tentang sifat mereka:
 ﻫﻢ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻻ ﻳﺴﺘﺮﻗﻮﻥ ﻭﻻ ﻳﻜﺘﻮﻭﻥ ﻭﻻ ﻳﺘﻄﻴﺮﻭﻥ ﻭﻋﻠﻰ ﺭﺑﻬﻢ ﻳﺘﻮﻛﻠﻮﻥ
_“Sesungguhnya akan masuk surga 70.000 orang dari umatku tanpa hisab dan tanpa azab. Para sahabat bertanya mengenai siapa mereka. Nabi lalu menjawab: mereka adalah orang yang tidak meminta ruqyah, tidak berobat dengan kay dan tidak berthathayyur (beranggapan sial) dan mereka hanya bertawakal kepada Rabb mereka.” (HR. Bukhari & Muslim)_

Sifat-sifat yang disebutkan dalam hadits diatas adalah kriteria yang kembali pada satu pokok, yaitu kuatnya tawakal kepada Alloh Azza Wa Jalla. 

Setelah kita memahami bahwa tawakal adalah salah satu bentuk ibadah, maka ketahuilah bahwa tawakal kepada selain Alloh tidak lepas dari 3 keadaan:

1. Tawakal kepada selain Alloh dalam perkara-perkara yang tidak dimampu oleh selain-Nya. 

Seperti tawakal kepada orang-orang yang telah meninggal atau yang ghaib, dengan bersandar kepada mereka didalam hal meraih manfaat dan menolak bahaya.

Hal seperti ini dihukumi syirik akbar (syirik besar), Karena tidak mungkin terjadi kecuali apabila seorang meyakini bahwa orang yang telah meninggal tersebut memiliki kuasa didalam mengatur semesta alam, tidak ada bedanya apakah yang dimaksud adalah Nabi atau wali atau jin atau malaikat. 

2. Tawakal kepada selain Alloh dalam perkara yang dimampunya dengan dibarengi rasa hormat karena tingginya martabatnya dan rendahnya orang yang bertawakal kepadanya. Seperti menyandarkan diri kepadanya dalam mendapatkan rizki atau sejenisnya. Perbuatan ini termasuk Syirik Asghor (kecil) karena kuatnya ketergantungan hati dan penyandaran diri kepadanya. 

Akan tetapi jika bersandar kepadanya dengan keyakinan bahwa dia adalah sebab dan Alloh lah yang mentaqdirkan hal itu melalui perantaranya, maka hal ini tidaklah mengapa apabila ia -yang kita bersandar kepadanya- mempunyai pengaruh yang riil didalam memperolehnya. 

3. Tawakal kepada selain Alloh dalam batas kemampuannya. Seperti seseorang yang mewakilkan suatu perbuatan atau kepentingan kepada saudaranya didalam perkara yang diperbolehkan dan dibatas kemampuan dengan tetap megantungkan hati dan menyandarkan hasil kepada Alloh.

Hal Ini termasuk didalam sebab-sebab yang diperbolehkan. 

_______
📔 _Sumber:_  *Syarah Tsalatsatul Ushul Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Ustaimin dan Syaikh DR. Manshur bin Muhammad Ash-Shoq'ub.* 
_______
🖋️Abu Ali, BA.

Posting Komentar

0 Komentar