Saat ini, ada yang usia belasan tahun,
ada yang berusia puluhan tahun,
Namun sepertinya, yang hadir disini belum ada yang mencapai ratusan tahun.
Selama ini,
Mungkin,
Banyak ibadah yang sudah kita lakukan,
Kita berharap ibadah yang kita lakukan selama ini diterima oleh Alloh subhanahu wa ta'ala.
Bayangkan!
Betapa sedihnya dan penuh penyesalan,
Ketika,
Berpuluh-puluh tahun kita melaksanakan ibadah,
Namun, ternyata ibadah kita sia- sia.
Suatu hal yang ironis,
Ketika seseorang mengejar kuantitas namun melupakan kualitas.
Amal menjadi sia-sia karena *mengabaikan* dan *tidak memenuhi syarat-syarat* agar ibadah kita diterima oleh Alloh subhanahu wa ta'ala.
Lalu apa yang menjadikan diterimanya sebuah ibadah?
Mari kita hayati firman Alloh subhanahu wa ta'ala berikut ini
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
"Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya" (Qs. Al-Kahfi:110)
Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman (فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ) maksudnya mengharap pahala dan balasannya yang baik. (فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا) Maksudnya yang sesuai dengan syariat Alloh. (وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا) maksudnya ibadah yang ditujukan hanya untuk menggapai keridhaan Alloh semata yang tidak ada sekutu baginya dua perkara ini menjadi rukun bagi setiap amal agar diterima oleh Alloh yakni harus ikhlash karena Alloh dan harus benar berdasarkan syariat Rasulullahﷺ
_|Tafsir Ibnu Katsir|_
Ketika kita menginginkan ibadah kita diterima oleh Alloh subhanahu wa ta'ala,
Berusahalah untuk memenuhi dua syarat ini,
*_Pertama_* *Niat ikhlash karena Alloh di dalam melaksanakan ibadah*. Benar-benar hatinya mengharap ridha Alloh dalam beribadah.
*_Kedua_* *Beribadah sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ*
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
"Barang siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak.” (HR. Muslim)
Hindari hawa nafsu yang menutupi kesadaran hati,
Bukalah pintu hatimu,
Untuk selalu mengutamakan kebenaran,
Ketika kita salah melangkah dalam beribadah,
kemudian kita meninggal dalam keadaan beribadah tanpa memenuhi dua syarat tersebut,
Maka itu sungguh kerugian yang besar.
Kalau seseorang sudah sampai pada kehidupan akhirat,
Walaupun dia meminta minta dengan merengek-rengek agar dikembalikan ke dunia supaya bisa beribadah kembali,
Itu tak akan terwujud.
0 Komentar